Minggu, 22 Mei 2011

Utak atik Harware komputer


Pengguna komputer pada awalnya adalah orang-orang yang memiliki hobby mengutak-atik hardware, seperti penggemar radio amatir atau rangkaian elektronika. Altair, komputer personal yang pertama, juga dijual dalam bentuk kit yang harus dirangkai sendiri. Saya sendiri memiliki latar belakang pendidikan bidang elektronika, jadi sedikit suka utak-atik hardware meskipun sekarang sudah jarang saya lakukan. Berikut ini sedikit cerita tentang ngoprek hardware. Komputer yang kali pertama saya miliki adalah computer Apple. Komputer ini memiliki hardware yang agak terbuka sehingga bisa diutak-atik. Salah satu eksperimen yang saya lakukan adalah membongkar joystiknya. Ternyata di dalamnya hanya ada dua resitor variabel yang nilai resitansinya bergantung kepada posisi dari gagang joystik. Dua resistor tersebut memberikan informasi sumbu X dan Y. Iseng-iseng salah satu resistor tersebut saya paralel dengan sebuah LDR (Light Dependent Resistor), yaitu resistor yang nilai resistansinya bergantung kepada sinar yang dia tangkap. Kalau kena cahaya, nilai resistansinya menjadi berkurang sehingga hasil paralel kedua resistor tersebut membuat nilai gabungannya menjadi berkurang. Kemudian saya membuat sebuah program sederhana yang membaca nilai koordinat joystik secara berkala—waktu itu dengan menggunakan bahasa BASIC. Saya catat nilai-nilai yang muncul jika LDR terkena cahaya dan jika tidak. Saya ubah program ini untuk mencatat waktu ketika LDR terkena cahaya. Komputer saya simpan di kamar saya yang saya gelapkan. Jika ada orang masuk ke kamar, komputer akan mencatat kapan waktunya dan meyimpan data dalam disket. Jelas program ini tidak secanggih program yang digunakan oleh James Bond atau detektif lainnya, tapi bagi seorang mahasiswa yang baru belajar komputer rasanya hebat banget. Mainan hardware dengan komputer yang menggunakan sistem operasi Linux belum banyak saya lakukan. Salah satu yang sempat saya lakukan adalah menghubungkan delapan LED (Light Emitting Diode) dengan port paralel. Kemudian tinggal dibuatkan program yang mengeluarkan data ke port parallel seperti kita mau nge-print. Hasilnya adalah lampu LED yang menyala sesuai dengan data 8-bit yang kita kirimkan. Bisa kita nyalakan satu LED tertentu. Kita bisa membuat lampu LED berjalan bergantian seolah-olah berjalan dari kiri ke kanan dan kembali ke kiri lagi (sering disebut mode cyclone atau Knight Rider seperti lampu yang ada di belakang mobil pada film seri Knight Rider). Gambar dan catatan singkat utak-atik LED ini ada di http://budi.insan.co.id/LED.
Selain utak-atik di atas, ada beberapa eksperimen hardware lain yang sempat saya lakukan, seperti membuat interface paralel untuk komputer Apple dan Analog to Digital Converter (ADC) untuk komputer IBM PC. Yang ADC, saya buat dengan menggunakan wirewrap pada sebuah board dengan melilitkan kabel ke kaki IC atau komponen lainnya. Waktu itu belum ada yang namanya SoundBlaster. Padahal penelitian saya membutuhkan suara manusia untuk dianalisis. Untuk memasukkan suara ke komputer terpaksa membuat perangkat sendiri dan software sendiri (dalam bahasa assembler). Kualitasnya memang kalah dengan buatan SoundBlaster karena menggunakan wirewrap, tapi yang penting dia buatan sendiri. Ada kebanggan tersendiri. Saat ini komputer sudah dilengkapi dengan perangkat yang canggih, tinggal diprogram saja. Ini membuat saya menjadi malas untuk ngoprek hardware lagi. Memang kadang-kadang keterpaksaan membuat seseorang harus belajar sesuatu. Necessity is the mother of invention. Di sisi lain, banyak orang yang hobi membuat software tapi takut dengan hardware bisa ikut berkreasi. Mungkin ini salah satu alasan mengapa mahasiswa saya lebih suka ngoprek software daripada hardware. Karena malasnya itu. Ngoprek hardware ini harus berhati-hati agar jangan sampai komputer kita menjadi rusak. Tapi yang namanya eksperimen, selalu saja ada masalah. Ngoprek hardware memang bukan untuk setiap orang. Selamat ngoprek!


By Budi Raharjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar